Si Pengemis Yang Pelit



Suatu hari, seorang pengemis mencari makanan di pasar.
Sudah beberapa hari ia tak makan.

Di sebuah warung makan, pengemis meminta belas kasihan pemilik warung.

“Wahai, Pengemis. Tampaknya engkau kelaparan,” ucap pemilik warung.

“Benar, Tuan. Sudah beberapa hari aku tak makan. Aku sangat kelaparan. Bisakah engkau memberikan sedikit makanan kepadaku?” pinta pengemis itu.

Mendengar pengakuan si pengemis, pemilik warung merasa iba.
Ia pun membungkuskan makanan dengan lauk yang sangat enak. Wah, si pengemis tak pernah makan makanan seenak itu.

Si pengemis pun berniat akan menyantap makanan itu di rumah.
“Terima kasih, Tuan,” ucap pengemis setelah mendapatkan makanan dari pemilik warung.

Pengemis itu lalu berjalan pulang ke rumah.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang pemuda bertubuh kurus. Tampaknya pemuda itu pun belum makan beberapa hari.

Pengemis segera menyembunyikan makanan dari pemuda tersebut.

“Wahai, pengemis. Apakah engkau punya makanan?” tanya pemuda itu.

Wah, jangan-jangan pemuda ini ingin meminta makananku. Huh! Makanan ini sangat enak, tak mungkin aku bagi dengannya,” batin si pengemis.

Pengemis itu berpikir sejenak. Akhirnya, ia berbohong dengan mengatakan bahwa ia tak memiliki makanan. Bahkan, sudah beberapa hari ia tak makan.

Pemuda itu menjadi kasihan. Ia lalu menyodorkan roti yang besar untuk pengemis.

Pengemis pun langsung melahapnya. Setelah mengucapkan terima kasih, pengemis itu pamit.

Kejadian itu tak hanya terjadi sekali. Ada banyak orang yang bertanya sama seperti pemuda itu.

Pengemis terus berbohong, membuat orang-orang menjadi kasihan.
Tanpa rasa curiga, mereka memberikan makanan kepada pengemis.

Pengemis pun melahap habis semua makanan itu.

Pengemis kembali berjalan pulang ke rumah. Ia sudah sangat ingin melahap makanan yang diberi pemilik warung.

Namun, begitu sampai di rumah, pengemis justru merasa kekenyangan.
Ia pun mengantuk, dan langsung tidur. Esok harinya, si pengemis baru terbangun.

Perutnya sudah merasa lapar lagi. Ia bergegas mengambil makanan dari pemilik warung. Tapi, apa yang terjadi? Olala, makanan itu sudah basi dan tak bisa dimakan.

Pengemis pun menyesal. Padahal, ia sangat ingin memakan makanan itu.
Andai kemarin ia tak berbohong kepada orang-orang yang ditemuinya di jalan, mungkin ia bisa menyantap makanan itu.

Sekarang, si pengemis hanya bisa menyesal.

Ia pun membuang makanan itu.
~Tamat~
Pesan: Kita harus dermawan, kita tidak boleh pelit. karena pelit itu perbuatan yang dibenci Allah.


Tentang Penulis:




Hai Semua...!, namaku Myiesha Nafeza Imarah, panggil saja Nafeza.  aku lahir 20 Februari 2009, aku sekolahnya di SDIT Cahaya Pelangi


Hobiku membaca, menulis cerita, memakai komputer.


Cita-citaku ingin menjadi penulisyang penghafal Qur’an. Kalau ada kritik, saran, ataupun mau kenalan denganku, silahkan kirim email nomor telepon dan Ig ku yaa ke: Email: myieshanafeza2009@gmail.com
IG: @myie_20209 dan  @mn.n1596
No telepon: 082169663026



Sekian tentangku..


Tentang Pembuat Gambar:

Halo semua...

Nama ku Hanny Viola Setya Pradana, biasa di panggil Vio.
Aku lahir pada tanggal 15 Oktober 2008 di Sumatra Selatan. Kini aku tinggal di kota pelajar yaitu kota Yogyakarta.
Aku sangat suka membaca, menulis cerita, dan menari. 
Cita-cita ku adalah seorang dokter sekaligus penulis.
Aku sangat senang kalau teman-teman ingin berkenalan dengan ku. Ini email ku: hannyviola223@gmail.com

Komentar

  1. Ceritanya pendek.. Tp mengandung pesan yg luar biasa! Kereenn..!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Penting Hatinya, Bukan Fisiknya

Maafkan kami, Amel

Kita Semua Sama

Cita-cita Arvin