Cita-cita Arvin


*Cerita untuk memperingati hari maritim nasional. Yang bertepatan tanggal 21 Agustus di Indonesia.


Pagi hari telah tiba. Matahari sudah terbit dari arah timur beberapa menit yang lalu. Aku segera bangun dan bergegas pergi ke arah sungai. Udara pagi terasa dingin menembus kulit. Dahulu belum ada kamar mandi yang ada dirumah, kami harus berjalan beberapa meter untuk mandi di sungai.

Setibanya aku di sungai, terlihat beberapa teman-temanku sedang berendam di tepi sungai. Aku beranjak mendekati mereka.

"Kira-kira apa yang akan di ajarkan pak guru nanti di sekolah ya?" tanya Andi, salah satu temanku di sekolahku.

"Aku dengar sih pak guru akan membahas tentang cita-cita," jawabku.

"Cita-cita kalian apa?" tanya Rio salah satu temanku juga.

"Entahlah mungkin aku akan menjadi pengusaha sukses nantinya." jawab Andi dengan bangganya.

Kami berdua tertawa. Aku bergegas menyelesaikan mandi pagi, lalu segera berlari ke rumah untuk bersiap ke sekolah.

Di sekolah, semua anak sudah duduk di bangku nya masing-masing. Aku juga sudah duduk rapi di bangku miliku, menunggu pak Agus, guruku masuk ke kelas.

Tiga puluh menit berlalu, Pak Agus mulai terlihat di pintu kelas. Wajahnya berseri sambil membawa tas kulit coklat miliknya.

Pelajaran mulai berlangsung. Seperti dugaanku Pak Agus mulai membahas cita-cita. Kami ditanya satu persatu tentang cita-cita.

Tiba giliranku, Pak Agus mulai bertanya apa cita-citaku.

"Saya ingin jadi Nahkoda pak,” jawabku antusias.

Kelas hening sejenak. Beberapa temanku menggaruk kepala yang tidak gatal, bertanya-tanya apa itu Nahkoda. Wajar banyak anak di kampung ku yang tidak tau apa itu Nahkoda. Kampung kami memang jauh dari pelabuhan. Jadi tidak banyak masyarakat yang pernah melihat kapal.

"Cita-cita yang bagus Arvin." Pak Agus bertepuk tangan antusias.

Aku tersenyum bangga.

Sepulang sekolah Andi segera menyusul langkahku.

"Nahkoda itu apa Arvin?" tanya Andi kepadaku. Rio juga menatap ku penuh selidik.

"Nahkoda itu adalah pemimpin kapal, kawan," jawabku singkat.

Mereka mengangguk sok mengerti. Aku tertawa kecil melihatnya.

Aku memang tau apa itu Nahkoda. Beberapa kali bapak mengajak ku ke pelabuhan. Aku selalu menatap takjub ke arah kapal yang terombang-ambing terkena sapuan ombak di tepi dermaga.

Lalu setiap pulang dari dermaga bapak selalu bercerita soal kapal-kapal itu. Dimana mereka akan berhenti dan berapa lama mereka berlabuh. Tapi yang selalu aku suka adalah saat bapak bercerita soal Nahkoda.

"Gagah sekali perangainya. Mengarungi lautan, dan memimpin anak buah kapal lainnya,” kata bapak.

Aku selalu seperti tersihir oleh kata-kata bapak. Hal itu pula yang membuat ku ingin menjadi seorang Nahkoda. Sepulang sekolah aku segera belajar dirumah, membaca buku tentang kapal-kapal di dunia, dan beberapa hal lainnya.

"Aku akan menjadi Nahkoda nantinya, dann melihat seluruh dunia." Kataku penuh semangat.

Itu cerita ku tiga puluh tahun yang lalu.
Berkat usaha dan tekadku, aku diterima di salah satu sekolah pelayaran di Ibukota. Kini seperti yang aku ucapkan berpuluh tahun lalu, aku telah menjadi seorang Nahkoda. Beberapa negara telah aku lewati.

Aku harap kalian juga terus bermimpi dan bekerja keras untuk menggapai mimpi itu. Seperti kata pepatah "Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."

~Selamat hari Maritim Nasional~

-Taman-



Tentang Penulis dan ilunstrator (Digabung kayak gini karena yg buat cerita dan gambar itu satu orang yg sama):

Hallo semuaa.

Nama ku Hanny Viola Setya Pradana, biasa di panggil Vio.
Aku lahir pada tanggal 15 Oktober 2008 di Sumatra Selatan. Kini aku tinggal di kota pelajar yaitu kota Yogyakarta.
Aku sangat suka membaca, menulis cerita, dan menari. 
Cita-cita ku adalah seorang dokter sekaligus penulis.
Aku sangat senang kalau teman-teman ingin berkenalan dengan ku. Ini email ku: hannyviola223@gmail.com

Sekian Tentangku*

Komentar

  1. Bagus, bagus, bagus... Gooodd jooobb, Hanny :)

    Trus semangat buat ceritanya ya, cerita2 buatanmu bagus-bagus semua..

    BalasHapus
  2. Bagus bangett.. aku suka banget cerita ini, gak bosan2 meski ufh dibaca lebih dari tujuh kali!

    Hai, namaku Alessia, umurku 12 tahun, aku kakaknya Alice yg waktu itu komentar di cerita Myiesha Nafeza Imarah itu, yg judulnya "Maafkan kami, amel".. Salam kenal ya ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah makasih ya komentarnya Alessia😊.

      Hai juga Alessia, namaku Viola, umurku 11 tahun tiga bulan lagi 12 tahun😁. Salam kenal juga yaaa.

      Salam hangat dariku untuk kamu dan Alice😊😊.

      Hapus
    2. Iya, salam hangat untukmu jg dari aku dan Alice.. senang berkenalan denganmu, Viola :)

      Hapus
    3. Senang berkenalan denganmu juga, Alessia😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Penting Hatinya, Bukan Fisiknya

Maafkan kami, Amel

Kita Semua Sama