Yang Penting Hatinya, Bukan Fisiknya






Namaku Lili, umurku 11tahun. Sekarang aku berada di sekolahku.

Bel masuk berbunyi. Aku dan teman-temanku segera duduk rapi di kursi masing-masing.
Bu Emi (guru IPA di kelasku) memasuki kelasku dan menyapa kami semua, “Selamat Pagi Anak-anak!”

“Selamat pagi juga, Bu!” balas kami serempak.

“Anak-anak, Hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo masuk nak!” kata Bu Emi. Dibelakang Bu Emi ada seorang anak perempuan.

“Halo.. Namaku Ina.. umurku 11 tahun. Salam kenal ya.. Semoga kita bisa berteman dengan baik,” Anak perempuan itu memperkenalkan diri.

Aku mengamati Ina. Dia kurus, wajahnya pucat. Rambutnya coklat sebahu. Ia memakai kacamata, dan bajunya lusuh. 'Sepertinya dia orang miskin’ kataku dalam hati.

“Baiklah, Ina. Kamu duduk di samping Lili ya. Lili itu yang rambutnya biru.” Kata Bu Emi.

Ina mengangguk. Lalu ia duduk di sampingku. Setelah itu pelajaran IPA dimulai.
****

Saat istirahat..

Aku berkenalan dengan Ina, “Hai Ina! Namaku Lili, salam kenal ya..”

“Ohh.. halo Lili. Salam kenal juga.” Ina tersenyum.
Kemudian aku mengajaknya untuk pergi ke taman sekolah sambil memakan bekal.
****
Di taman..
Ketika kami (aku dan Ina) sedang asyik memakan bekal masing-masing sambil bercerita-cerita, Datanglah Yuna, teman sekelasku yang terkenal sombong.

“Hai Ina! Kenalin, namaku Yuna. Aku anak paling cantik dan kaya di sekolah ini.” Kata Yuna dengan nada sombongnya.

Ina pun berdiri, “Ohh… Hai Yuna. Aku Ina. Salam kenal ya.” Ina tersnyum ramah. Ketika Ina hendak bersalaman dengan Yuna. Yuna malah menepis tangan Ina dengan kasar.

“Heh! Ina! Tadi kan aku udah bilang kalau aku ini anak paling kaya dan cantik di sekolah ini, jadi, jangan sentuh-sentuh aku. Aku nggak mau disentuh-sentuh sama anak miskin dan jelek sepertimu!” seru Yuna.

Memang betul yang dikatakan Yuna, Ina memang miskin dan sedikit jelek. Namun tetap saja tidak boleh mengejeknya! Aku pun berdiri di samping Ina.

“Yun, meski Ina memang nggak kaya dan tidak secantik kamu. Kamu tetap nggak boleh mengejeknya!” seruku marah.

Wajah Yuna memerah. Ketika ia mau membalas perkataanku, Ina segera melerai.

“Sudah, sudah. Jangan bertengkar dong.” Kata Ina.

Aku mengangguk. Sementara itu Yuna pergi meninggalkan kami dengan wajah merah padam karena marah.
****
Sejak kejadian itu, Yuna makin sering mengejek Ina. Setiap ia melihat Ina, pasti langsung mengejek Ina. Aku pun menghibur Ina kalau ia diejek oleh Yuna.

Hingga pada suatu hari (sudah sebulan Ina sekolah di sekolahku), Aku dan teman-teman sekelasku pergi ke sungai, karena sekolahku yang mengadakan jalan-jalan ke sungai ini.
****
Di dekat sungai..

Aku dan teman-temanku asyik bermain di pinggir sungai. Tiba-tiba terdengar teriakan Ina.

“Yunaaa…!!! Yuna tenggelam di sungai!!” teriak Ina. Aku segera melihat ke sungai. Di sungai, Yuna tinggal kelihatan tangannya lagi, Yuna melambai-lambaikan tangannya meminta tolong.

 “Lili, bilang ke guru kalau Yuna tenggelam! Aku akan mencarinya!” kata Ina, lalu ia meloncat masuk ke dalam sungai.

Aku segera mencari Bu Lesi (Wali murid kami), Lalu menceritakan apa yang terjadi di sungai padanya.

Bu Lesi segera ke sungai bersama beberapa guru lainnya. Ketika sampai di sungai, aku melihat Ina membawa Yuna. Bu Lesi segera membantu Ina naik ke daratan.

Yuna masih pingsan. Setelah beberapa kali dikasih napas buatan, Akhirnya Yuna sadar, ia tersedak, lalu keluarlah air dari dalam mulutnya.

“Syukurlah kamu sudah sadar. Tadi kamu di tolong sama Ina. Sekarang kamu ganti baju dulu ya.. biar bisa masuk angin.” Kata Bu lesi. Yuna mengangguk.

Setelah mengganti baju dan minum air hangat. Yuna mendatangi Ina.

“Ina, maafkan aku ya. Aku sering mengejekmu. Tapi kamu tetap mau menolongku..” Yuna terlihat menyesal.

“Iya, aku maafkan. Jangan ulangi lagi ya?” Ina tersenyum.

Yuna mengangguk, “Iya. Engg.. apakah kamu mau jadi sahabatku?” Tanya Yuna.

“Boleh. Lili juga jadi sahabatmu ya.” Kata Ina.

“Iya.”

Sejak kejadian ini, Yuna menjadi sahabatku dan Ina. Sikap Yuna juga sudah berubah. Ia tidak sombong seperti dulu lagi.

~Tamat~
Pesan: jangan menilai orang dari fisiknya, tapi, nilailah orang dari hatinya.






Tentang Penulis:




Hai teman-teman, namaku Hanan Hazimah Asriningtyas Hutagalung, panggil saja Hana.. umurku 10 tahun, aku sekolahnya homeschooling.
Hobiku membaca, menulis cerita, memakai komputer/Hp, menggambar, dan bermain sepeda.
Cita-citaku ingin menjadi penulis, saintis, pelukis, dan guru. Kalau kalian mau kenalan denganku, silahkan kirim email ke: Reedha@gmail.com Insya Allah aku akan cepat balas.
Aku sudah punya karya yang diterbitkan yaitu: "Dari Sumur Tua Menuju Puncak Bintang (Rumpun Aksara, 2020)..  
Oh iya, kunjungi blog aku ini ya: https://hana-hutagalung.blogspot.com/

Sekian tentangku..*



Tentang Pembuat Gambar:

Hallo semuaa.

Nama ku Hanny Viola Setya Pradana, biasa di panggil Vio.
Aku lahir pada tanggal 15 Oktober 2008 di Sumatra Selatan. Kini aku tinggal di kota pelajar yaitu kota Yogyakarta.
Aku sangat suka membaca, menulis cerita, dan menari. 
Cita-cita ku adalah seorang dokter sekaligus penulis.
Aku sangat senang kalau teman-teman ingin berkenalan dengan ku. Ini email ku: hannyviola223@gmail.com

Sekian Tentangku*




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maafkan kami, Amel

Kita Semua Sama

Cita-cita Arvin